Jumat, 15 Oktober 2010


Sampan atau yang akrab disebut perahu klotok menjadi salah satu alat transpotrasi yang digunakan warga untuk pergi ziarah kubur. Ditambah lagi lokasi pemakaman umum yang jauh menyebrangi sungai Kapuas.

Bagi yang memiliki alat transportasi tersebut dapat langsung berangkat menuju ke perkuburan terlebih dahulu. Bagi yang tidak, alternatif lainnya, harus menyewa perahu, dengan biaya pulang pergi Rp. 20 ribu.

Seperti yang dikatakan Juliansyah penambang sampan, untuk hari biasanya, kalau ada warga yang menyebrang dari desa sebrang, Sungai Rambai menuju ke Desa Meliau, tarifnya Rp. 10 ribu untuk, satu orang dan motor. Tapi kalau untuk lebaran ini, tidak terlalu ditentukan tarifnya. Terkadang ada juga yang membayar dengan biaya yang sama, bahkan lebih.
“Kadang kita dikasih lebih, kadang juga sama, kadang kita minta diisi minyak, orang sini bilang, sukarela aja, tak ada patokan. Karena ini suasana lebaran,” ungkap Abdullah.

Sama halnya dengan yang diutarakan Firdaus, momen lebaran tak jauh berbeda dengan hari biasanya. Hal itu disebabkan, sekalian mengantarkan keluarga untuk ziarah kubur, ada juga warga lain yang minta diantarkan. Terkadang hingga, empat kali bolak balik, lantaran perahunya kecil, warga yang minta diantarkan ramai.
“Saya punya mesin cuma 2 PK, bodynya kecil aja, kadang yang minta antarkan ramai, mesti bolak balik, yang penting, saling tolong menolong. Kadang dikasih lebih kadang juga kita minta diisikan minyak, ama uang rokok aja,” ungkapnya.

Lanjutnya lagi, namun banyal juga yang menggunakan speedboat untuk berziarah kubur, bahkan ada yang menggunakan motor klotok, hal itu dilakukan karena keluarga yang ingin berziarah juga ramai. Mengenai tariff tidak ditetapkan, sama seperti biasanya.
“Mesin macam-macam, ada yang pakai 8 PK, 15, itu pasti bodi perahunya besar, penumpangnya pun ramai,” ujarnya lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar