Jika dihari petama dijadikan sebagai ajang silatuahmi, untuk keduanya digunakan warga untuk ziarah kubur. Seperti yang dilakukan warga di Kecamatan Meliau, Sabtu (11/9). Hal ini sudah semacam tradisi yang lumrah yang dilakukan warga pada lebaran kedua.
Menurut Tokoh Masyarakat setempat, selain menjadi tradisi di kalangan umat Islam, ziarah kubur dihari kedua lebaran juga telah menjadi semacam budaya dan rutinitas dikalangan umat Islam yang mesti dilaksanakan Tidak mengherankan jika hari kedua lebaran, lokasi TPU di Kecamatan Meliau akan dipadati warga.
“Kalau di agama Muslim, (ziarah kubur) ini sudah menjadi tradisi saat hari raya Idul Fithri. Kadang yang datang bukan hanya dari Meliau, tapi juga dari pedalaman. Itu kalau ada sanak saudaranya yang dimakamkan disini,” ungkap Wahid.
Dikatakannya lagi, karena lokasi perkuburan yang menyebrangi Sungai Kapuas, warga berziarah pergi mengggunakan sampan, atau perahu, bahkan ada juga yang menggunakan mesin klotok.
“Kita perginya pakai sampan, karena lokasinya bersebrangan dengan tempat tinggal, memang pada umumnya warga banyak yang dimakamkan di lokasi tersebut,” ujarnya lagi.
Menurut warga yang melakukan ziarah kubur, hal ini dilakukan pada keluarga mereka yang sudah meninggal menjadi acara rutin tahunan untuk mendoakan sanak saudara yang telah meninggal.
Diungkakan Rahma Dani (29) seorang penziarah kubur di pemakaman warga Cikaret Meliau hari raya idul fitri merupakan hari yang baik untuk mendoakan sanak saudara dan orang tua mereka yang sudah meninggal dunia.
"Ini untuk mendoakan saudara kita yang sudah meninggal supaya orang yang sudah meninggal diterangkan dalam kubur. Tak hanya ziarah, kita juga kadang bertemu dengan sanak saudara kita yang dari kampung lainnya. Jadi ada kesempatan untuk saling memaafkan,” ungkapnya kepada Metro.
Bisa beri email kamu ngak , saya perlukan pertolongan kamu , jika bisa kamu balas di email saya , mizzleezharun@gmail.com
BalasHapus